Beranda Etika Pergaulan dalam Kehidupan Sehari-hari
Postingan
Batal

Etika Pergaulan dalam Kehidupan Sehari-hari

Firman Allah Swt.: Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya” (QS An-Nur 31)

Rasulullah SAW. bersabda: “Apabila zina dan riba telah merajalela di suatu negeri, maka rakyat di negeri itu sama saja telah menghalalkan dirinya untuk menerima azab Allah”. (HR. Ath Thabrani, Al Hakim dari Ibnu Abbas)

Sengaja penulis kemukakan ayat dan hadits diatas. Kisah di bawah ini terinpirasi dari pengalaman teman penulis sendiri. Yups… teman penulis ini telah membuktikan sendiri bagaimana harta dan kecantikan yang dimiliki seorang gadis telah membuatnya lupa diri dan merasa diri lebih baik daripada orang lain.

Sebut saja dia bernama Alit seorang gadis gaul, gambaran seorang gadis modern di era informasi yang funky,
gaul dan always up to date kalau dalam urusan fashion. Kecantikannya sudah tak diragukan, ini terbukti dengan banyaknya cowok yang suka dan jatuh cinta padanya. Ditambah kini dia kuliah di salah satu Universitas ternama di negeri ini, wah… cowok-cowok seakan antri untuk menaklukkan hatinya.

Bergaul bebas sudah bukan merupakan hal aneh bagi Alit. Baginya bergaul dengan cowok-cowok itu lebih baik daripada bergaul dengan cewek. Makanya tak mengherankan bila teman-temannya kebanyakan cowok daripada cewek, dan mungkin karena familynya yang permisif, hingga sudah bukan masalah bila dalam suatu kesempatan si Alit ini bisa maen dengan beberapa orang cowok dan yups cewenya cuman si Alit sendiri.

“Aku mau bergaul dengan siapapun dan kapanpun juga bebas, nggak masalah, no problem, hak setiap orang dong untuk bergaul dengan siapapun, dan yang terpenting selama kita bergaul kita nggak ngelakuin yang dilarang oleh agama dan nggak ngerugiin orang lain” Yups itulah salah satu pandangan sempit yang dimiliki oleh Alit

Sepintas memang nggak ada yang salah, dan emang ngga ngerugiin orang lain tapi bila si Alit ini emang seorang muslim, apakah dia nggak ngerasa malu dengan kerudung yang dikenakannya? Bukankah dalam agama Islam ada batasan jelas tentang pergaulan antara seorang wanita dan laki-laki yang bukan muhrim?

Pernah suatu waktu Dinda, salah seorang temannya mengingatkan Alit tentang tingkah lakunya yang kurang sesuai dengan akhlak Islami dan kadang terlalu bebas dalam bergaul dengan teman-teman laki-laki. Jawaban Alit standar saja: “Aku kan manusia biasa. Wajar dong kalau aku sekali-sekali salah. Enggak ada manusia sempurna kan, Lagi pula menurutku apa yang aku lakukan masih tidak menyimpang dari syari’at Islam ”,
katanya.

Setelah itu, justru Alit sendiri yang menceramahi Dinda panjang lebar tentang etika pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang katanya masih bisa diperdebatkan dan dilihat lagi konteksnya dalam pergaulan di zaman modern.

Menurut Alit, etika pergaulan laki-laki dan perempuan itu jangan dilihat dengan sudut pandang picik dan sempit. Saat itu, Dinda hanya diam mendengarkan perkataan Alit yang meluncur cepat dengan berbagai argumen meyakinkan menurut akal sempitnya.

Yups atas nama kebebasan bergaul, biar disebut anak gaul dan always up to date, Alit selalu berusaha merasionalkan aturan-aturan yang ditetapkan Allah dan mencari pembenaran-pembenaran atas segala tindakannya!

Siapa yang tidak kenal Alit? Ia mahasiswi yang cantik, lincah, supel, dan manis. Menjaga iman memang bukan pekerjaan gampang. Bersikap istiqomah juga tidak semudah membalik telapak tangan. Salah satu sifat Alit yang paling menonjol adalah selalu merasa benar. Alit hampir tidak pernah menerima pendapat orang lain. Barangkali karena ia gadis yang lumayan cerdas dan cantik, semua orang selalu memujinya. Apabila ia merasa tindakan atau pendapatnya benar, ia tidak pernah mempedulikan pendapat orang lain.

Jarang sekali Alit mau mendengarkan saran, pendapat apalagi kritik dari orang lain. Ia selalu berjalan sendiri sesuai dengan keyakinannya. Lambat laun tumbuh keangkuhan dalam dirinya. Ia memandang rendah orang lain. Sejak itu,
Alit tidak bisa lagi dikoreksi siapapun.

Barangkali, sifat itulah yang berperan besar dalam menjerumuskannya. Takabur membuat manusia sulit  memperoleh manfaat ilmu pengetahuan . Ia menolak jika diberi dan tidak suka menerima kebenaran, bahkan cenderung kepada kejahatan dan merasa benar sendiri.

Bahkan,  ketika profile Friendster alias FS-nya si Alit ini di blokir karena masalah pornografi. Alit hanya memandangnya sebagai masalah biasa-biasa aja, adem ayem dan terkesan menerima apa adanya.

Jauh berbeda ketika ada salah seorang temannya yang mengingatkan tentang tingkah lakunya yang kurang sesuai dengan ahlak Islami dan kadang terlalu bebas dalam bergaul dengan teman laki-lakinya, Alit begitu marah dan malah balik menghina dengan mengatakan si temannya itu kurang gaul dan tidak berpendidikan! Memilukan memang, tapi inilah yang terjadi!

Postingan ini dilisensikan di bawah CC BY 4.0 oleh penulis.